Haizul Ma’arif menyarankan, Pembentukan Desa mandiri sampah dan Ruang Terbuka Hijau.
JEPARA – menjadi kota satu-satunya di Jawa Tengah peraih Adipura dengan predikat Kencana. Secara nasional, hanya ada lima kabupaten dan kota yang dianugerahi Adipura Kencana. Hal ini menjadi kado keberhasilan masyarakat Jepara dalam menciptakan lingkungan bersih dan sehat.
“Adipura Kencana adalah sebagai simbol peluncur semangat untuk berkarya menyambut hari jadi ke-474 pada tanggal 10 April mendatang,” kata Haizul.
Hal itu disampaikan Ketua DPRD Kabupaten Jepara Haizul Ma’arif saat dialog interaktif Jaring Aspirasi Masyarakat (Jaring Asmara) bersama Kepala Diskominfo Jepara Arif Darmawan yang dimoderatori oleh Sub Koordinator Media Massa Muhammad Safrudin di Radio Kartini, Kamis (6/4/2023).
Haizul Ma’arif mengatakan, Pembentukan Desa mandiri sampah dan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dua hal ini menjadi hal yang penting kita masih melihat mayoritas di desa pengelolaan sampah masih belum ada sehingga pemerintah mendorong desa-desa membuat peraturan desa terkait pembentukan team mandiri sampah sehingga pengelolaan sampah didesa betul-betul bisa teratasi.
“Di Ujungbatu sudah mulai dibangun RTH sehingga nantinya diharapkan kota Jepara lebih asri dan sehat dengan adanya ruang terbuka hijau,” ujarnya.
Haizul Ma’arif menjelaskan, Indesks Pembanguan Manusia (IPM) di Jepara tahun 2022 tercatat 73,15, mengalami peningkatan 0,79 poin dari tahun 2021 yang berada pada angka 72,36. IPM ini merupakan data strategis karena selain sebagai ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator penentuan Dana Alokasi Umum.
IPM yang tinggi menunjukkan kesejahteraan masyarakat yang tinggi pula dan dapat diartikan sebagai keberhasilan pemerintahnya dalam melaksanakan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.“Artinya, pemerintah Jepara saat ini sudah mampu memberikan akses yang terjangkau oleh masyarakatnya,” kata Haizul.
Ia menambahkan, berdasarkan data BPS Jepara, penurunan angka kemiskinan dari 7,44 persen menjadi 6,88 persen merupakan hal yang sangat baik. Tapi kemiskinan yang masih ada saat ini sebagai sesuatu tantangan mengingat banyak investor di Jepara yang dianggap belum banyak berkontribusi turunkan kemiskinan.
“Jumlah ini masih perlu digenjot dengan keberadaan perusahaan dan investor yang ada di Jepara, mengingat nilai investasi di Jepara tahun 2022 sebesar Rp.9,5 triliun,” tambahnya.
Banyaknya investor itu tentu berbanding lurus dengan jumlah pengangguran terbuka di suatu daerah. Pengangguran terbuka adalah orang yang memiliki kualifikasi cukup, tetapi tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan. Sedangkan faktor-faktor yang memengaruhi tingkat pengangguran terbuka ada empat, yakni upah minimum, angkatan kerja, pertumbuhan ekonomi, dan tingkat pendidikan.
“Di Jepara sendiri, angkanya juga mengalami penurunan. Dari angka pengangguran 4,23 persen menjadi 4,1 persen,” pungkasnya.
Sementara itu Kepala Diskominfo Jepara Arif Darmawan mengatakan, dari semua elemen dituntut untuk selalu berpartisipasi aktif untuk mendukung kemajuan bagi Jepara. Saat ini memang menjadi era anak muda yang berkiprah.
“Banyak anak muda yang memanfaatkan media dengan penghasilan sangat luar biasa, pemuda harus bisa mengikuti perkembangan zaman,” kata Arif Darmawan.
Pemkab Jepara sudah mengembangkan beberapa aplikasi untuk memudahkan pelayanan. Diskominfo sendiri saat ini mengembangkan aplikasi Perwujutan Satu Data (persada) di Kabupaten Jepara. Kita ingin mengembangkan satu konsep bahwa kebijakan akan lebih tepat apabila didasarkan pada data yang ada.
“Semua data yang ada nantinya bisa diakses melalui aplikasi persada, sehingga kebijakan pemerintah nantinya basisnya adalah data sehingga lebih tepat,” ujarnya.
Arif Darmawan berharap, lewat kemudahan memperoleh data warga masyarakat jepara dapat terlayani dengan baik, ini menunjukkan bahwa jepara terus bergeliat secara dinamis mengikuti perkembangan serta kemajuan zaman.
Res : Bang yos .